Kamis, 30 Januari 2014

"DIBALIK TABIR BENCANA ALAM INDONESIA 2014"

DI BALIK TABIR BENCANA ALAM INDONESIA 2014

Kolo Bendu, Kolo Bendono, Kolo subo, Kolo Suroso / Kolo Suroto tahapan jaman yang harus  di lalui oleh Indonesia untuk menuju negara yang adil,makmur,tentram,aman,nyaman dan berwibawa di mata dunia.
Alam semesta mengamuk di awal tahun,gunung meletus,banjir bandang,angin puting beliung,tanah longsor,gempa bumi dan berbagai bencana alam 2014 terjadi secara bersamaan. Alam memang sudah enggan bersahabat dengan kita.
Seolah – olah bencana silih berganti terjadi di negeri kita tanpa berujung, entah sampai kapan berakhirnya. Apakah yang akan terjadi kedepan? tanah air kita sedang di uji benar tahun ini,pemerintahannya carut-marut,alam semestanya gonjang-ganjing,kini lengkaplah sudah ibu pertiwi bersedih dan bersusah hati.
Melihat semua ini, tergerak hati saya untuk sekedar meluangkan waktu berdiam diri sambil bermeditasi ada apakah gerangan, mengapa bencana alam 2014 terjadi secara bersamaan.Seakan – akan mereka sudah janjian, untuk hadir seiring sejalan mengawali tahun yang akan membuka gerbang perubahan, gerbang kemajuan dan gerbang kemakmuran. Ketika malam ini saya selesai meditasi (tanggal 27 Januari 2014,pukul 24:30 wib), tak banyak yang bisa saya katakan.Ada banyak rahasia Tuhan yang tak mampu saya cerna dan tak sanggup saya simpulkan. Hanya harapan yang bisa saya ketikan, semoga bencana alam 2014 ini cepat berlalu berganti kecerahan yang akan membawa titik perubahan. Untuk memberi kesimpulan secara rasional terhadap bencana yang terjadi, ini adalah kesalahan kita yang sudah tidak peduli dengan alam, kita sudah lupa bahwa Tuhan menciptakan Manusia,Hewan dan Tumbuhan adalah sahabat.
Mungkin sekaranglah saat nya, kita harus kembali bersahabat dengan alam agar alam pun bersahabat dengan kita, agar saling menjaga untuk hidup berdampingan bersama. Memandang bencana alam 2014 dalam sudut metafisika, saya melihat masih ada kebesaran kasih sayang Tuhan dimana kemurkaan alam hanya memporak-porandakan sekeliling tanpa banyaknya nyawa melayang. Masih terngiang dalam ingatan,tzunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang menelan ribuan nyawa manusia,gempa bumi Yogyakarta yang terjadi pada tanggal 26 Mei 2006 juga memakan banyak korban,serta berbagai bencana lainnya. Kita masih berucap syukur kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang tentang hadirnya bencana alam 2014, walaupun terjadi bersamaan tapi tidak banyak menelan korban nyawa. Sudah seharusnya Indonesia melakukan ruwatan akbar, sebagai bentuk ritual dalam menyeimbangkan antara macro cosmos dan micro cosmos (alam nyata dan alam ghoib).
Kenapa harus di seimbangkan? percaya tidak percaya alam ghoib memang nyata adanya,tahukan anda keseimbangan adalah nilai keharmonisan, hidup berdampingan dengan saling bersahabat maka kedamaian akan tercipta.Namun, ruwatan massal seperti itu mungkin tidak akan terjadi di Indonesia era sekarang, sebab mereka sudah berubah pemahaman, sudah berubah keyakinan, sudah berubah gaya hidup dan cara pandangnya. Jika saya mengatakan, ayo kita harus lakukan ruwatan massal paling hanya tertawaan yang akan saya dapatkan, mereka sudah memandang kuno tentang hal semacam ini,mereka sudah menganggap tahayul tentang perilaku seperti ini,mereka sudah melupakan bahwa kita terlahir dari peradaban kerajaan, peradaban yang mengenal bagaimana bersahabat dengan alam semesta beserta isinya. Dahulu seorang petani mengadakan tasyakuran setelah panen raya,saya tidak mengerti apa maksud semua ini tapi sekarang saya paham kenapa mereka melakukan itu.Ternyata mereka punya cara tersendiri dalam bersahabat dengan alam,mungkin ini kuno,mungkin ini sudah ketinggalan jaman tapi pandangan saya menilai orang – orang dahulu memang dekat dan sungguh bersahabat dengan alam semesta. Sekali lagi saya katakan, Harapan besar saya kepada Tuhan,semoga bencana alam 2014 cepat berlalu dan berganti dengan kebahagiaan baru amiin ya robal alamiin.
Semoga kita sadar akan pentingnya bersahabat dengan alam, saya tidak mampu berbuat apa-apa untuk negeri ini, kecuali panjatan doa yang bisa saya lakukan.Ya Tuhan,jadikan tanah air kami menjadi negara yang maju,negara yang makmur,yang sentosa dan berwibawa di mata dunia.

Amiiin . . .